“Kalau bula-bulan seperti ini setiap hari pasti hujan ya… 😦 awas banyak penyakit menular, jaga kesehatan ya…”
“Oya, jangan main hujan-hujanan juga…..”
“kenapa???”
“banyak petir….!!!”
“Petir tu sebenernya apa sich….???”
Petir adalah salah satau fenomena kelistrikan udara di alam. Indonesia terletak di daerah khatulistiwa yang panas dan lembab, mengakibatkan terjadinya hari guruh (IKL=isokronic Level) yang sangat tinggi dibanding daerah lainnya (100-200 hari pertahun), bahkan daerah Cibinong sempat tercatat pada Guiness Book of Record 1988, dengan jumlah 322 petir pertahun. Kerapatan petir di Indonesia juga sangat besar yaitu 12/km2/tahun yang berarti setiap luas area 1 km2 berpotensi menerima sambaran petir sebanyak 12 kali setiap tahunnya. Energi yang dihasilkan oleh satu sambaran petir mencapai 55 kwhours.
“Waaa…..Trus kok bisa terjadi petir sich…??? 🙂 “
Petir terjadi karena ada perbedaan potensial antara awan dan bumi. Proses terjadinya muatan pada awan karena dia bergerak terus menerus secara teratur, dan selama pergerakannya dia akan berinteraksi dengan awan lainnya sehingga muatan negatif akan berkumpul pada salah satu sisi (atas atau bawah), sedangkan muatan positif berkumpul pada sisi sebaliknya. Jika perbedaan potensial antara awan dan bumi cukup besar, maka akan terjadi pembuangan muatan negatif (elektron) dari awan ke bumi atau sebaliknya untuk mencapai kesetimbangan. Pada proses pembuangan muatan ini, media yang dilalui elektron adalah udara. Pada saat elektron mampu menembus ambang batas isolasi udara inilah terjadi ledakan suara. Petir lebih sering terjadi pada musim hujan, karena pada keadaan tersebut udara mengandung kadar air yang lebih tinggi sehingga daya isolasinya turun dan arus lebih mudah mengalir. Karena ada awan bermuatan negatif dan awan bermuatan positif, maka petir juga bisa terjadi antar awan yang berbeda muatan.
“Untuk menangkal petir gimana dunk???”
Manusia selalu mencoba untuk menjinakkan keganasan alam, salah satunya adalah bahaya sambaran petir. Ada beberapa metode untuk melindungi diri danlingkungan dari sambaran petir. Metode yang paling sederhana tapi sangat efektif adalah metode Sangkar Faraday. Yaitu dengan melindungi area yang hendak diamankan dengan melingkupinya memakai konduktor yang dihubungkan dengan pembumian.
“ini peta rawan petir…. 🙂 “
Semoga bermanfaat 🙂
2 komentar
Comments feed for this article
Februari 27, 2009 pada 6:17 pm
titin
Subhanalloh..
Saya lagi cari gambar untuk modul di sekolah…
Kalo menurut hadits Nabi,,
Petir adalah suara malaikat yang sedang mengatur awan
Sedang kilat adalah cambuk malaikat untuk menggiring awan tersebut..
Begitu Pak..
Tapi ko gambarnya ga ada ya…??
Maret 8, 2009 pada 12:34 pm
leonardo
mungkin ini gila,,,
tapi harus kita akui kekuatan dari petir,
dimana petir mampu menghanguskan apa saja yang dapat dijangkaunya,
bahkan mampu menimbulkan listrk alam yang kuat?
dan juga mampu menimbbulkan kebakaran.
jadi sungguh bahwa memang petir mempunyai kekuatan alam yang dahsyat, yang termasuk kategori bencana yang mampu membunuh umat m,anusia,
yang kumaksud …
apakah mungkin para pemikir mempergunakan petir menjadi sebuah SDA, yang berpotensi menjadi sumber tenaga pengganti sumber energi yang mulai langka saat ini,
contohnya:
seperti tenaga surya yang telah kita rasakan manfaat dari tenaganya…
tenaga angin untuk tenaga pembangkit listrik, dll…